Welcome to blog orang creative

November 26, 2010

sistem distribusi hawlett-packard




pada kasus hp, lead time yang semula 126 hari dapat berubah menjadi 8 hari karena beberapa faktor yaitu :

1. Terjadinya sentralisasi gudang utama, kemudian untuk distribusinya ke retailer tetap menggunakan desentralisasi. Dengan sentralisasi gudang, maka persediaan barang dapat dikontrol dengan mudah disatu tempat. Waktu yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit karena barang hanya dikirim / transit di satu tempat saja. Disamping itu, biaya dan proses distribusi barang dapat dikurangi.

Singapura dipilih sebagai tempat pemusatan DC karena kita ketahui singapora sebagai tempat transit internasional dan akses keluar negeri sangat mudah sehingga waktu yang dibutuhkan untuk distribusi dapat dikurangi. Disamping itu, birokrasi disingapura tidak terlalu berbelit-belit sehingga keluar masuk singapura sangat mudah sekali.

2. Forecasting memiliki pengaruh terhadap inventory atau persediaan, apabila terjadi kesalahan pada peramalan, maka untuk memperbaiki kesalahan tersebut akan membutuhkan waktu, apalagi apabila kita memakai desentralisasi maka waktu memperbaiki kesalahan akan lebih lama daripada sentralisasi. Forecasting peramalan yang buruk secara otomatis akan mengakibatkan perencanaan produksi yang buruk pula, sehingga barang di gudang menjadi sangat tinggi atau hilangnya persediaan digudang. Jadi hp melakukan sentralisasi supaya lebih mudah dalam meramalkan persediaan barang.

3. system distribusi yang digunakan oleh hp yaitu crosdocke, jadi barang yang didistribusikan tidak disimpan terlalu lama digudang. Gudang digunakan hanya untuk penampungan sementara dan barang tersebut langsung didistribusikan ke retailer.

4. Dengan sentralisasi gudang bullwhip effect dapat dikurangi karena alur informasi yang masuk dari consumer tidak terlalu panjang dan lama. Dengan demikian pihak manufaktur dapat melakukan forecasting dengan lebih tanggap, baik dan cepat.Perubahan informasi mengakibatkan serangkaian efek yang akan mengacaukan rantai suplai.Akibat yang akan terjadi pada awalnya adalah kesalahan dalam memproduksi jumlah barang. Pada satu sisi ketika barang yang diproduksi jumlahnya berlebih, maka yang akan terjadi adalah penumpukan barang. Setiap penumpukkan barang akan mengakibatkan penambahan biaya penyimpanan (storage) yang tentunya ini akan menjadi kerugian biaya tersendiri. Belum lagi jika selama penyimpanan ada barang yang mengalami kerusakan atau defect. Begitu pula sebaliknya, jika barang yang diproduksi terlalu sedikit, atau kurang dari kebutuhan customer, maka akan didapatkan kerugian kehilangan kesempatan menjual barang kepada customer. tentu saja ini adalah suatu bentuk kerugian tersendiri, kehilangan pelanggan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar