Welcome to blog orang creative

September 21, 2011

BISNIS LAUNDRY KILOAN

ASAL MULA BISNIS LAUNDRY KILOAN

Bisnis laundry kiloan diyakini pertama kali muncul berasal dari kota Yogyakarta.Diawali dengan konsep laundry rumahan yang menampung cucian dari para mahasiswa, karena dirasa perhitungan perpotong cukup mahal lalu muncul gagasan dengan menggunakan sistem perhitungan kiloan. 1 kilo bisa untuk 4-5 potong pakaian, tentunya sangat menguntungkan bagi konsumen.

Mulanya banyak orang bertanya-tanya apa itu cuci kiloan? Namun setelah konsumen mengetahui bahwa mencuci kiloan lebih hemat, pelan tapi pasti laundry kiloan mulai diterima oleh para mahasiswa di Jogja, Baik konsumen maupun pemilik laundry kiloan merasa saling diuntungkan, Bagi konsumen biaya mencuci sangat ringan sesuai kantong mahasiswa, yang merupakan pangsa pasar terbesar untuk laundry kiloan di Jogja. Bagi pengusaha laundry pun sama merasa diuntungkan, karena dengan harga yang terjangkau dapat menarik konsumen yang begitu banyak.

Melihat peluang bisnis yang bagus tersebut lalu kemudian konsep laundry kiloan muncul di kota-kota lain, pangsa pasar untuk laundry kiloan pun sangat luas mulai dari mahasiswa, rumah tangga, rumah sakit, rumah makan, bahkan perhotelan sekalipun,

PROSPEK BISNIS LAUNDRY KILOAN

Dengan semakin padat dan dinamisnya kinerja seseorang, menuntut untuk dapat mengatur waktunya sebaik mungkin. Sedikit sekali orang memiliki kemampuan manajerial dalam membagi waktunya, apalagi untuk hal-hal yang dianggap sepele namun berpengaruh besar.
Aktivitas yang kecil namun membawa pengaruh besar tersebut yaitu mencuci pakaian. Bila dipikir berapa banyak orang dikota besar yang bisa membagi waktunya untuk mencuci pakaiannya sendiri, sejak pagi sudah bergelut dengan pekerjaanya, pulang dari kantor sudah larut malam, dan hanya ada satu dibenak pikiran yaitu istirahat.

Sebagai contoh untuk di Jakarta sendiri yang memiliki populasi penduduk 9 juta orang dengan
rata-rata 2 juta kepala keluarga saat ini diprediksi baru tergarap cucian 7.000 kepala keluarga.
Bila masing-masing keluarga itu rata-rata punya empat orang anggota keluarga dengan cucian 1,5 kilogram per hari, maka dalam satu hari 7,5 ton pakaian warga Jakarta yang dicuci menggunakan jasa laundry kiloan, nilai nominalnya setara dengan Rp3 miliar per bulan. Itu baru dari segmen keluarga. Belum untuk segmen hotel dan restoran. Biasanya, hotel meski mempunyai jasa binatu sendiri, namun kebanyakan justru menggunakan jasa binatu luar untuk seprai, sarung bantal, atau taplak meja. Untuk 2,3 juta kamar di Jakarta dan rata-rata 40% urusan cuci ini diboyong untuk dicucikan di luar hotel, maka jasa binatu bisa memperoleh Rp4,6 miliar per hari dari cuian hotel itu.

Selain itu, binatu juga banyak menerima cucian bagi anak kos khususnya para mahasiswa, karena dirasa harga dari laundry kiloan murah dan sangat terjangkau untuk kantong mahasiswa. Maka tidak heran bahwa bisnis laundry kiloan merupakan bisnis yang menggiurkan dan tidak ada matinya.

1 komentar: